Senin, 05 Juli 2010

KARENA HP

Senin, 5 Juli 2010, hari yang menurutku adalah hari yang cukup mengejutkan buatku. Pada hari itu aku melihat sebuah kejadian yang menurutku sangat tidak layak di lakukan oleh anak-anak. Dan menurutku kejadian itu termasuk dalam kriminalitas. Sore ini tepatnya pukul 03.10 wib. Terjadi sebuah perkelahian antara 2 orang anak yang motif atau sebabnya masih tabu. Perkelahian itu antara “I” dengan “A”. Menurut desas-desusnya perkelahian itu dikarenakan masalah hp. Tapi mengenai pastinya masih belum jelas. Nah, beginilah kronologis kejadiannya:
Pada pukul03.00 wib, “I” “A” “F” dan anak-anak yang lainnya sedang bersenda gurau bersama di sebuah warung. Lalu si”A” pergi karena dia panggil oleh ibunya. Namun sebelum dia pulang si “D” memanggilnya untuk kembali ke warung. Akhirnya iapun kembali ke warung. Saat dia kembali ke warung si “F” menegur dan memakinya. Merasa tidak terima maka si “A” pun ikut memakinya juga sehingga terjadilah adu mulut. Sayangnya adu mulut itu menjadi pertanda buruk bagi si “A”. makian si “A” ikut berlanjut kepada si “I”. Karena si “I” adalah tipe anak yang mudah tersinggung. Dan akibat perintah dari si “F” untuk memukul si “A” akhirnya si “I” menonjok hidung si “A” dengan sangat keras. Darahpun terus keluar dari hidung dan bibirnya. Akhirnya si “A” berlari pulang dengan menutupi hidungnya yang penuh dengan darah sambil menangis.
Melihat si “A” pulang, dengan bergegas si “I” dan si “F” pergi dari tempat itu. Ibu dari si “A” sambil menangis mencoba menghubungi suaminya yang saat itu sedang bekerja. Melihat hal itu wargapun mulai berkumpulan. Saudara=saudara si “A”pun ikut berkumpul. Saudara si “A” mencari si “I” dan si “F” namun yang ketemu hanya si “F” saja. Hampir saja si “F” menjadi bulan-bulanan saudara si “A”, namun hal itu berhasil di hentikan.
Berjam-jam kemudian, kira-kira skitar pukul 05.00 akhirnya si “I” diketemukan. Ternyata selama ini dia bersembunyi di bawah tempat tidur pemilik warung. Setelah di ketemukan si “I” pun dibawa paksa ke rumah si “A” untuk diinterogasi. Selang beberapa menit kemudian pihak keluarga dari si “I” datang dengan membawa 2 orang polisi. Karena merasa bersalah atas tindakan si “I” maka pihak keluarga si “I” memasrahkan si “I” apakah masalah itu akan diselesaikan kepada polisi atau tidak. Namun ternyata pihak keluarga si “A” tidak terima dan membawa si “I” pergi ke kantor polisi untuk melaporkannnya. Setelah di bawah ke kantor polisi dan diinterogasi, pihak polisi membebaskan si “I” agar pihak keluarga si “I” memikirkan dengan baik-baik terlebih dahulu. Karena beberapa alasan. Pertama si “I” melakukan tindakan itu bukan atas kemauannya sendiri melainkan dia di suruh oleh si “F”. dan si “I” sebenarnya anak yang penakut dia melakukan itu karena di suruh oleh si “F” yang si “F” merupakan anak yang berkuasa di tempat itu. Yang kedua adalah si “F” maish berumur di bawah 17 th.
Walaupun keluarga dari si “A” kecewa tapi mereka belum menyerah, karena salah seorang polisi mengatakan untuk membawa si “F” ke kantor polisi, karena ia juga ikut terlibat dan menjadi provokator. Setelah kembali ke rumah, pihak keluarga si “A” mendatangi rumah si “F” dan membawa si “F” untuk diinterogasi. Namun si “F” juga sama dengan si “I” yang belim genap berumur 17 th. Akhirnya merekapun berunding dengan pihak keluarga si “F” dan si “I”. Mereka mau menyelesaikan masalah ini dengan damai jika si “A” tidak terjadi apa-apa dan keluarga si “I”dan si “F” mau membayar biaya pengobatan si “A”. namun jika terjadi apa-apa dengan si “A” maka hal itu akan tetap berlanjut ke polisi. Sekitar pukul 09.00 wib, si “A” tiba dari rumah sakit dan ia tidak apa-apa. Maka saat itu juga mereka segera berdamai dan menyepakati perjanjian yang telah dikatakan sebelumnya.

Ini adalah kisah nyata bukan rekayasa. Tempat tidak saya beritahukan karena ini privasi